Menurut Taliban, pemisahan itu “sepenuhnya bisa diterima” karena terbatasnya “sumber daya dan tenaga . foto: Screenshoot Youtube.
Seide.id. Dalam mengatasi krisis politik dan pembangunannya, pihak mana saja yang berkuasa di Afganistan sangat bergantung pada bantuan negara Barat. Namun beberapa negara Barat mengatakan bantuan yang diberikan bergantung bergantung pada cara mereka mengelola negara, termasuk perlakuan mereka terhadap anak perempuan dan perempuan.
Saat memerintah 1996-2001, Taliban melarang anak perempuan bersekolah dan perempuan tidak boleh kuliah dan bekerja. Setelah menguasai kembali, Taliban “generasi baru” berjanji akan menghormati hak hak perempuan.
Namun sejauh ini berlum banyak terlaksana dalam praktik.
Di universitas-universitas di kota-kota terbesar Afghanistan – Kabul, Kandahar dan Herat – mahasiswa dan mahaswiswi dipisahkan dalam kelas. Mereka diajar secara terpisah atau dibatasi pada bagian-bagian tertentu di kampus.
Pihak Taliban membenarkan dengan mengatakan pekan lalu bahwa perkuliahan harus dimulai lagi tetapi laki-laki dan perempuan harus dipisah.
Seorang pejabat senior Taliban mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa pemisahan itu “sepenuhnya bisa diterima” karena terbatasnya sumber daya dan tenaga. Sementara ini, yang terbaik adalah satu guru mengajar di dua sisi kelas.” – */ dms