Penulis: Zeng Wei Jian
Influencer kocak Ustad Abu Janda doyan bercanda. Posting video edit Anies Baswedan. Seputar ACT yang diplesetin jadi Anies Cepat Turun. Sebuah “Parodi”. Anies Baswedan, Jusuf Kalla, dan PKS diketahui dekat dengan ACT.
Anies’ new motorhead i.e. M Taufik bereaksi. As a new member of JK’s oligarkhi, M. Taufik butuh sebuah Taktik. Ga jauh dari “schmooze”. Abu Janda dijadikan obyek ngerumpi di lingkar oligarkhi Sunda-Kelapa. “Abu Janda bertobatlah. Masa idup menebar kebencian & permusuhan setiap hari,” katanya.
Yaelah politisi gaek ngerespon parodi dari Abu Janda. Saking frustasinya ya. Anies Baswedan ga dapet tiket. Puyenk. Sogok Betawi & Tionghoa. Paling lucu ya Parodi Formule E. Ga ada sponsor. Cetak tiket, borong sendiri. Tango Whiskey & Bank of China turun tangan. Nyelametin muka Anies. Kadrun mana tau malu.
Reaksi berlebihan M. Taufik disebut James Serpell dari Center for Interaction of Animal & Society sebagai “Small dog aggression syndrome”.
Small dogs seperti Chihuahua, Royal Dog of Madagascar dan Jack Russell lebih sering marah, menyalak, menyerang, menggigit, dan kecing di rumah daripada Great Dane dan Siberian husky.
Kalo ga senang dengan Parodi Abu Janda ya suruh Anies Baswedan gugat. Ga bisa orang lain. Minimal teken surat kuasa.
Publik lebi ga demen dengan Parodi Tanah Munjul di mana nama “M. Taufik” disebut-sebut KPK.
Great Soul ga perna mempermasalahkan “Parodi Politik”. Ga usahlah serius menanggapi lelucon buzzer. Yang perlu diseriusin ya Pemecatan dari Partai Gerindra. Kok ga gentle. Banci sampe sekarang.
Katanya mau mundur dari DPRD pas Ultah Jakarta. Lidah ga bertulang. Why? Ingin sengketa di pengadilan demi mempertahankan gaji anggota dewan daerah yang ga seberapa. Kurang income dari Anies Baswedan ya?
Publik mencatat gerak-gerik M. Taufik. Semakin banyak tingkat, semakin merugikan diri sendiri, Anies Baswedan, dan Oligarkhi Sunda Kelapa pimpinan JK.
Tidak sejalan dengan keputusan partai, ngusung Anies Baswedan, Ga usung Ketua Partai Prabowo Subianto, Penghianat, rilis statemen resign yang ga ditepati, Lidah tak bertulang, namanya kerap disebut KPK, dan akhirnya nyerang Parodi. Demi kedudukan dan gaji yang 85% nya diberikan oleh partai yang dihianati.
THE END