Merampok wilayah
Satu tahun menyerang ke timur dan selalu menang, membuat wilayah Jerman bertambah luas sekali.
Mereka menguasai daerah yang sekarang berdiri sebagai negara sendiri yakni: Estonia, Latvia, Lituania, Belarusia, Ukraina dan Moldova total bertambah 1.000.208 km persegi!
Itu sama saja mencaplok pulau Kalimantan seutuhnya (lengkap dengan wilayah Malaysia dan Brunei) plus Sumatera!
Di semua wilayah baru, petinggi militer Jerman pun ditempatkan disana dan dijadikan Gubernur Jendral.
Setelah pemerintahan militer terbentuk, berikutnya menyusul ribuan penduduk sipil Jerman berbondong-bondong bermigrasi ke timur, daerah yang kaya sekali akan bahan pangan, daging, wol dan buah-buahan. Para pendatang kagetan yang didukung militer ini kontan langsung hidup makmur.
Makan tikus!
Sepanjang 1942 warga Uni Sovyet sangat menderita. Mereka makan apa saja yang tersisa. Tong sampah dikerok bagian dasarnya –menggunakan sendok- berharap bisa mengumpulkan sisa roti atau butiran gandum.
Banyak yang terpaksa makan bangkai kuda, anjing atau kucing bahkan mereka memburu tikus!
Dalam periode getir ini secara diam-diam Inggris, Amerika dan Canada membantu Sovyet dengan mengirimkan iring-iringan kapal dagang –yang dikawal kapal perang- berisi bahan makanan dan amunisi.
Bantuan dikirim dua kali setiap bulan -secara rahasia- dari dua tempat: dari celah Hvarfjorour di Eslandia dan celah Loch Ewe di Skotlandia.
Iring-iringan kapal yang berani mati, mengingatkan adegan konvoy kapal dagang dalam film Greyhound (Tom Hanks, 2020), namun kiriman ini melewati laut Norwegia yang dingin dan berombak ganas yang dijaga kapal perang Jerman maupun kapal selam U-boat.
Tujuan bantuan adalah kota Murmansk di semenanjung Kola, wilayah Sovyet. Setelah dibongkar, bantuan lalu dialirkan ke selatan masuk ke kota Leningrad dan kota lainnya.
Keteteran
Meski tidak menutup semua kebutuhan, kiriman ini sangat membantu. Makanan membuat tentara dan penduduk Sovyet bisa bertahan hidup dan amunisi kiriman bisa digunakan untuk terus melakukan perlawanan.
Leningrad yang disebut Kota Para Pahlawan tetap kuat bertahan meski dikepung tanpa henti selama 900 hari.
Bulan Desember 1942, pasukan Jerman dihajar musim dingin yang ganas. Di semua sektor mereka kekurangan makanan, obat, amunisi dan pakaian hangat.
Trisula raksasa teracam loyo.
Jendral Friedrich Paulus petingginya, segera mengirimkan sinyal darurat ke ibukota Berlin untuk minta kiriman perbekalan. Bila tidak dibantu mereka dalam bahaya kelaparan!
Nah, satu-satunya jalur tercepat bantuan dapat terkirim adalah mendrop -memakai parasut- melalui udara.