Nyata sekali Marinesko berniat mengiris kapal dari depan sampai ke belakang, dan itu akan dilakukan juga oleh siapa pun yang jadi kapten kapal selam bila menjumpai sasaran besar.
Kapten Petersen berusaha menyelamatkan kapal dengan membuang kemudi ke kanan, sementara di lantai-lantai di bawah kamar kemudi ribuan orang mulai menjerit sekuatnya karena terjebak air.
Tinggalkan kapal!
Upaya Petersen tak membuahkan hasil, kapal semakin miring. Kali ini posisi kapal malah dengan cepat menghunjam ke depan. Itu artinya banyak ruangan di bagian depan kapal mulai terendam air.
Apa boleh buat, perintah ‘segera tinggalkan kapal’ pun dikeluarkan. Perhatian orang-orang pun mulai mengarah pada sampan sekoci yang banyak terdapat di sisi kanan dan kiri kapal.
Menurunkan sekoci ternyata tidak mudah. Banyak yang macet. Beberapa sekoci yang ada malah sudah diperebutkan banyak orang. Geladak berjubel penuh orang. Semua panik.
Ketika kapal semakin miring dan amblas, pemandangan memilukan terlihat dari jendela kaca besar di tengah geladak. Jendela ini berteralis besi biasanya menyalurkan sinar matahari ke lantai-lantai di bawahnya, tapi kini sudah penuh orang yang terjebak air. Teralis tak bisa dijebol dan ribuan orang yang berdepetan bak ikan di dalam jala pelan-pelan terendam…
Hamparan mayat ribuan orang
Kapal menghunjam ke depan dengan cepat dan hilang ditelan samudera, setelah itu terlihat pemandangan mengerikan: ribuan orang terhampar di atas permukaan air yang dingin!
Pelampung mereka timbul tenggelam bagai daun kering yang hanyut di sungai. Beberapa mencoba berenang mencapai sekoci, tetapi langsung dihalau oleh mereka yang telah berada di dalam sekoci!
Sampan telah penuh orang, bila terus ditambah malah akan terguling dan bisa membunuh semua orang. Apa boleh buat penumpang yang selamat harus mengusir orang yang masih berusaha naik.
Pertolongan memang datang, kapal dengan cepat merapat karena jalur yang ditempuh Wilhelm Gustloff adalah jalur sibuk, tapi tetap tidak bisa menyelamatkan semua orang.
Kapal terpedo Lowe, kapal terpedo T36, 3 kapal penyapu ranjau yang tadi akan lewat, dan beberapa kapal kecil lainnya yang sudah penuh penumpang hanya bisa menyelamatkan sekitar 1.000 orang!
Ribuan orang masih terapung-apung di laut gelap!
Tak heran ketika kapal patroli bernomor 1703 sampai di lokasi sekitar satu jam kemudian, awak kapalnya melihat pemandangan horor. Hans-Peter Funfrock, awak kapal, bercerita, “ribuan mayat membeku terapung-apung menghampar sepanjang mata memandang. Tubuh mereka sudah kaku dan membiru. Sebagian besar wanita, anak-anak dan bayi. Beberapa anak malah masih memeluk erat boneka kesayangannya”
Air laut bersuhu 4 derajat, itu sudah dingin sementara temperatur udara di atas permukaan laut adalah minus 20 derajat, orang yang terapung-apung dalam keadaan seperti itu hanya bisa bertahan dalam hitungan menit s