Tahun lalu, WIDIANTI OH berhenti dari pekerjaan ‘full time’-nya sebagai tenaga pendidik anak-anak balita di sebuah pusat penitipan dan perawatan anak-anak atau ‘childcare’ di Melbourne.
Tapi saat ini masih bekerja dengan status ‘casual’, sekitar 2 atau 3 hari seminggu tergantung permintaan dan kebutuhan dari tempat kerjanya.
Widianti yang lahir di Jakarta 67 tahun lalu mengatakan masih membuka diri untuk terus aktif selama beberapa tahun lagi.
“Kartu [izin] untuk bekerja dengan anak-anak berakhir bulan Mei tahun 2023, jadi nanti saya lihat apakah saya masih mau bekerja. Kalau iya, saya bisa perpanjang [kartu izin] lima tahun lagi,” kata Wi, panggilan akrabnya.
Tiba di Australia lewat Singapura di tahun 1970 untuk belajar dan mendapatkan diploma bisnis, Widianti pada awalnya tidaklah pernah bekerja di bidang bisnis.
“Setelah berkeluarga, saya tidak bisa memilih antara kerja dan keluarga. Pada awalnya saya mengasuh tiga anak sendiri dan juga anak-anak saudara lain,” ujarnya, mengenai perkenalannya dengan tempat penitipan anak.
Setelah pernah tinggal di Adelaide dan Shanghai, China, ia mengikuti suaminya yang bekerja di Melbourne pada tahun 1999.
Ia pernah juga menjadi relawan, sebagai pengemudi untuk warga lanjut usia membantu mereka pergi belanja, ke dokter, atau kebutuhan lainnya.
“Saya tidak pernah mencari pekerjaan di childcare, kebetulan di tempat childcare ada teman yang menawarkan saya untuk bekerja,” katanya lagi.
Pada awalnya siapa saja boleh bekerja dengan anak-anak, namun peraturan kemudian diubah dengan syarat pekerja ‘child care’ harus memiliki Sertifikat III di bidang pengasuhan anak-anak, yang bisa didapatkan dalam waktu antara 6 bulan sampai 1 tahun di sekolah kejuruan.
Di tahun 2019, saat itu usianya 56 tahun, Widianti belajar lagi untuk mendapatkan Sertifikat IV dan bekerja penuh waktu sampai memutuskan berhenti di akhir tahun 2020.
“Alasan saya untuk pensiun adalah karena anak saya dan keluarganya pindah kembali ke Melbourne dari Shanghai, jadi saya ingin menghabiskan waktu lebih banyak dengan mereka.”
“Namun saya masih sehat dan pergi kerja di tempat yang saya sukai juga memang menyenangkan,” kata Wi, yang sudah hidup dengan diabetes selama 30 tahun.
“Saya bekerja karena membuat saya merasa berguna. Mungkin dua tahun lagi kalau saya merasa berbeda, saya akan berhenti.”
Selanjutnya, usia 65 tahun dan masih aktif menyanyi