Foto : Aaron Blanco Tejedor / Unsplash
Apapun penyakitnya, ringan atau berat, sebenarnya tubuh kita selalu merespon dengan baik, bahkan memberi sinyal, tanda. Dan hal itu yang seharusnya kita waspadai.
Kenyataannya, kita sering kali abai dengan sinyal itu. Banyak di antara kita yang bersikap menyepelekan, cuwek, menggampangkan, dan… masa bodoh!
Kita beranggapan, gejala sakit itu karena kurang tidur, kecapaian, meriang, atau masuk angin. Dengan minum obat warungan dan beristirahat, kita juga sembuh.
Kebiasaan menyepelekan gejala awal sakit itu, umumnya, karena kita merasa muda, tubuh kuat, fit, sehat, dan memiliki semangat tinggi. Sehingga rasa sakit itu tidak dirasa.
Dengan menganggap gejala sakit sebagai hal yang sepele, enteng, gampang, dan meremehkannya berarti suatu bukti kita ini sombong.
Kita jadi kaget, bingung, dan termehek-mehek, ketika obat warungan itu tidak membuat kita sembuh. Sebaliknya, sakit kita makin parah. Kita lalu berurusan dengan dokter. Lebih suloyo, jika terlambat pengobatannya, sakit kita makin parah, dan opname.
Sakit, semua orang pasti tidak ingin sakit. Semua orang ingin sehat. Tapi, siapa yang mampu menolak datangnya penyakit?
Saat sakit, prioritas utama kita adalah bersikap tenang. Kita tidak fokus pada sakit, atau penyakitnya. Tapi pada pengobatan dan penyembuhannya.
Faktanya dan umumnya, ketika kita divonis oleh dokter mengidap kanker, misalnya. Kita langsung shock, dan stres. Akibatnya, imun tubuh kita drop, melemah. Beban pikiran dan rasa takut yang berlebihan membuat penyakit itu mudah berkembang biak.
Sebaliknya, jika kita bersikap tenang dan berpikir jernih, meskipun divonis terkena kanker, AID, atau penyakit ganas lainnya, kita tidak reaktif dan shock. Tapi tetap tabah dan selalu bersyukur agar kita mampu menjalani semua itu. Kita percaya, di balik peristiwa itu, pasti ada rencana Allah yang indah.
Kita tentu sadar sesadarnya, bahwa Allah menciptakan kita dengan karunia yang luar biasa. Kita diberi akal budi, talenta, dan anugerah lainnya.
Sekiranya paham dan memahami, bahwa otak kita ini ibarat komputer super canggih. Buktinya, kita dapat mengarahkan pikiran ini untuk ke Bulan, menjelajah luar angkasa, dan seterusnya. Hasilnya pun sungguh sangat mencengangkan!
Tubuh kita adalah karya Allah yang luar biasa. Apakah kita menyadari dan memahami fungsi kegunaan anggota organ dan hasil olahan tubuh ini?
Kita tentu tahu tentang terapi urine yang digunakan untuk pengobatan tradisional dan telah dipraktekkan sejak ribuan tahun lalu, baik untuk diminum atau dioleskan di kulit. Di antaranya, berguna untuk melawan sel kanker dan meredakan infeksi bakteri. Air ludah untuk mengobati sakit mata. Dan seterusnya.
Begitu pula, untuk penyembuhan penyakit lainnya. Allah juga menyediakan sarana obat dalam tubuh kita yang semestinya untuk dikelola dan digunakan dengan baik.
Dengan pikiran kita berkreasi untuk menghasilkan karya spektakuler. Dengan pikiran pula, seharusnya kita mampu mengobati penyakit sendiri!
Caranya, ainul yakin kita berserah pasrah pada kemurahan hati Allah.
Kita tidak fokus pada penyakit, tapi fokus pada kuasa Allah yang kita percaya dan imani.
Kita membuka hati dan sujud merendahkan diri yang serendah-rendahnya di hadapan Allah. Dan mohon pertolongan-Nya.
Dalam pikiran, kita bayangkan untuk mengambil penyakit itu, lalu kita kembalikan ke alam.
“Ya, Allah … jika Engkau mau, izinkan sakit ini sembuh!”
Bagi orang yang percaya, imani, dan berserah pasrah pada kehendak Allah, semua itu tidak ada yang mustahil!
Lelah Karena Bekerja Itu Biasa, Bekerja Sambil Berkreasi Itu Hepi