Di balik proyek bernilai triliun rupiah ini berpotensi sebagai sarang pelaku korupsi, manipulasi, KKN, dll. Sehingga yang dikritik bukan programnya, melainkan pelaksanaannya
OLEH DIMAS SUPRIYANTO*
KONTROVERSI tentang kemarahan pesohor atas makan bergizi gratis, yang sedang viral – bukan pada programnya tapi pelaksnaannya di lapangan. Sebagaimana program baru umumnya, ada ‘trial and error’, banyak yang perlu di perbaiki.
Mengritik makanan yang disajikan bukan berarti mengritik program nasionalnya. Lebih dari itu, meski programnya bagus tapi di lapangan banyak dimanipulasi, dikorup, disunat. Itu soalnya.
Pesohor yang memang berpembawaan arogan – sukses dan kaya mendadak, tergolong orang kaya baru – itu segera memancing kemarahan para podcaster lain, influencer lain, bukan hanya karena caranya yang tak santun, songong, melainkan tidak sensitif. Sebab semata bercermin dan membandingkan dengan kehidupan sendiri yang berkecukupan.
Bahkan pengamat politik ikut mengecamnya. MBG – makan bergizi gratis – itu pakai duit APBN, notabene duit rakyat. Dari pajak. Jadi rakyat juga berhak mengkritisi. Tidak nrimo, dan mendukung tanpa keluhan.
Ini skandal berikutnya setelah guru agamanya juga menghina pedagang es di pengajian dan memaki ‘goblok’. Sedangkan si pesohor menyebut anak yang enggan makan sebagai ‘pe-a’. Sebutan tak enak buat anak kecil.
Anak anak seusia SD memang sering susah makan. Enggan makan sayur, tidak suka daging sapi, atau ayam, bukan hal yang aneh kita dengar dari para orangtua. Di sisi lain di pelosok sekadar pengganjal perut saja sudah bersyukur.
Makan bergizi gratis mengungkap banyak cerita tragis, banyak anak enggan makan di sekolah karena ingin membawa pulang, dan menyantap bersama dengan adiknya dan orangtuanya di rumah. Itu hal yang terjadi di tengah masyarakat kita.
Sebagian masyarakat kita memang belum cukup beruntung mendapat santapan bergizi.
Sedangkan respon anak anak SMP dan SMA yang memasuki masa pertumbuhan, program makan bergizi gratis jelas mendapat sambutan antusias. Warga yang seumuran saya iri karena di masa lalu – pada dekade 1970-’80an, mengalami sekolah tanpa sarapan, menahan lapar hingga siang.

PESAN pesohor songong itu lebih kepada pamer arogansi ketimbang edukasi. Karena berdasarkan kehidupannya sendiri, yang bisa menikmati steak Rp.6 juta. Sehingga reaksi dan sentimen publik merespon pada person pembawa pesannya, bukan pesan yang disampaikan.
Makanan bergizi dan makanan enak adalah dua hal yang berbeda. Itu yang harus disampaikan oleh para guru sebagai pengantarnya. Enak hanya selera di lidah, sedangkan bergizi adalah asupan yang dibutuhkan tubuh.
Selain penyanyian yang sebagian kecil masih bermasalah dan mendapat kritik, pada pelaksanaannya di lapangan, banyak disusupi petualang yang memanfaatkan program mulia pemerintah untuk keuntungan diri sendiri.
Sejumlah pemilik atau pengusaha katering di beberapa daerah dilaporkan menjadi korban penipuan yang mengatasnamakan pelaksana program Makan Bergizi Gratis (MBG) atau dari Badan Gizi Nasional (BGN). Laman ‘Kompas’ mengungkap, beberapa modus yang dipakai untuk melakukan penipuan berbasis program Makan Bergizi Gratis.
Diberitakan Kompas.com, Jumat (10/1/2025), para pengusaha katering tersebut mendapat tawaran bekerja sama untuk program MBG dengan nominal Rp 100-500 juta. Beruntung, pengusaha katering yang menjadi sasaran modus penipuan tidak langsung mengiyakan tawaran tersebut. Mereka pun tidak mengalami kerugian material.
Namun, kondisi berbeda dialami satu pengusaha katering di Kota Batu, Jawa Timur yang menjadi korban penipuan MBG, dikutip dari Kompas.com, Selasa (14/1/2025). Pengusaha katering tersebut menerima pesanan makanan fiktif untuk kebutuhan MBG dari orang yang mengaku pekerja Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Batu.
Saat sudah memproses pesanan makanan hingga 80 persen, katering itu baru mengetahui pesanan yang diterimanya bohongan. Dia pun mengalami kerugian sekitar Rp 3 juta.
Di Jogja, nama Komandan Kodim (Dandim) Letkol Inf Muhidin dicatut untuk upaya percobaan penipuan. Memang Komando Distrik Militer (Kodim) 0729/Bantul sedang membangun dapur sehat di Murtigading, Sanden untuk menunjang program makan bergizi gratis (MBG). Program yang belum dimulai di Bantul tersebut itu sudah dimanfaatkan oleh orang tidak bertanggung jawab untuk percobaan penipuan sebagai penyedia MBG.
Di Jakarta pendirian dapur pesantren untuk makan bergizi gratis juga jadi ajang penipuan. Para perantara minta fee sebelum kontrak kerja, yang nilainya ratusan miliar untuk pendirian dapur di 1.300 pesantren di Indonesia.
Program Makan Bergizi Gratis adalah program mulia. Sudah delapan negara melaksanakannya : Amerika Serikat, Brazil, China, Estonia, Finlandia, India, Jepang, Swedia, dan kita, Indonesia sebagai negara ke 9.
Anak anak sekolah menengah memuji dan menyampaikan terima kasih pada Presiden Prabowo Subianto. Tapi pelaksanaan di balik proyek bernilai triliun rupiah ini berpotensi sebagai sarang pelaku korupsi, manipulasi, KKN, dll. Sehingga yang dikritik bukan programnya, melainkan pelaksanaannya. ***