EMPATI

Sekian bulan lalu, setelah beberapa bulan pemberlakuan lockdown akibat pandemi Covid-19, saya kaget mendengar dari putri bungsu saya, seorang mantan pilot melamar kerja di bagian marketing di perusahaan tempatnya bekerja. Masih muda, punya anak dua.

“Pilot? Masa segitunya?”

“Ya, realita, Pa. Ada yang jadi sopir mobil online, ada yang buka usaha kuliner kecil-kecilan.”

Saya terdiam. Entah kenapa, kru pesawat, terlebih pilot menurut saya profesi yang keren. Kalau di bandara, rasanya senang melihat rombongan pilot dan pramugari berjalan berombongan, mau berangkat atau pulang terbang. Ganteng-ganteng dan cantik-cantik, berseragam bagus, dan tentunya juga harus pintar. 

Terutama pilot dan copilot. Mereka terbang dari satu kota ke kota lain, dengan pekerjaan yang penuh kerumitan dan presisi, membawa berpuluh atau beratus penumpang ke tujuan masing-masing. Tidak mudah mereka mencapai itu. Bahkan mau masuk pendidikan pun seleksinya ketat.

Tapi pandemi Covid-19 tiba-tiba melanda bumi. Penerbangan salah satu dunia usaha jasa yang sangat terpukul. Terbayang beratus-ratus pilot/copilot dan pramugari/pramugara yang biasa mengembara di angkasa setiap hari, tiba-tiba harus duduk termangu-mangu. Bahkan ada yang harus menerima nasib yang lebih buruk, menjadi korban pengurangan karyawan.

Terbayang betapa senangnya mereka ketika penerbangan mulai bisa beroperasi, meski dengan berbagai aturan pembatasan. Mungkin mereka harus kerja bergiliran, tapi sudah bisa terbang.

Karena itu, rasanya begitu sedih ketika mendengar kabar ada pesawat jatuh. Ya Allah, kenapa musibah masih harus terjadi di tengah masa-masa sulit seperti ini…?

Avatar photo

About Nestor Rico Tambun

Jurnalis, Penulis, LSM Edukasi Dasar. Karya : Remaja Remaja, Remaja Mandiri, Si Doel Anak Sekolahan, Longa Tinggal di Toba