FEMEN : Aktivis yang Hobi Pamer Buka Baju

Seide.id. Setiap gerakan protes atau demo yang melibatkan perempuan untuk menentang kesetaraan, biasanya ada Femen di belakangnya. Femen, merupakan gerakan kelompok eksibionis perempuan yang didirikan di Ukrania tahun 2008. Namun karena aktivitas ini banyak diminati kaum perempuan, pusatnya kini beralih di Paris. Terlebih ketika Femen dikejar-kejar di beberapa engara. Terlebih, kota mode ini gampang membuat orang terkenal. 

Kelompok Femen kondang dalam berbagai kegiatan yang berifat kontroversial, dengan mengandalkan anggotanya untuk buka dada alias melepaskan kutangnya. Mereka tidak hanya memprotes kesetaraan dengan pria, menentang lembaga keagamaan, tapi juga pernah ikut memprotes ketika ada negara mengadakan pariwisata seks. Kelompok Femen menentangnya keras dan mengerahkan anggoatanya untuk buka dada mencari perhatian. 

Dalam situs meeka, organisasi ini menggambarkan diri mereka sebagai pasukan pertempuran patriarki dalam tiga manifestasi, yakni eksploitasi seksual terhadap perempuan, kediktatoran dan agama. Mereka melakukan protes itu secara terbuka di depan khalayak ramai, di taman, jalan umum bahkan di bawah Menara Eiffel. Banyak anggota Femen yang ditangkap, namun itu tak membuat mereka jera. 

Anna Hastol merupakan orang yang paling bertanggungjawab terhadap lahirnya Femen pertamakali di Ukrania. Femen mengaku mereka memliki ribuan anggota wanita yang siap bertelanjang dada dan bugil di tempat umum. 

Protes kelompok Femen dengan senjata buka baju mereka untuk mencari perhatian

Apa yang sesungguhnya mereka perangi ?

Grakan buka baju pada aktivis perempuan ini sejatinya untuk mencari perhatian atas apa yang mereka protes. Diantaranya dalah ketidaksetaraan gender, agama, industri seks dan kediktatoran. Meski misi dan visinya kental dengan feminisme, Hutsol ini bukan seorang akativis feminis. Dia hanyalah asisten penyanyi artis Ukrania bernama Tina Karol

Ide lahirnya Femen, menurut dia karena ingin membantu wanita Ukrania yang sering menjadi korban seks komersial. Awalnya, bersama 30 orang, Hutsol memprotes pemerintah Ukrania yang dianggap sewenang-wenang. Saat mereka membuka baju dan bertelanjang itulah, mampu menggerakkan wanita dunia lain untuk mendukung bahkan masuk Femen. 

Perempuan memahami senjata mereka untuk menarik perhatian

Akibat seing membuka behanya, Hutsol sering berurusan dengan polisi, bahkan dijebloskan ke penjara. Namun perempuan ini tak pernah kapok. Hutsol juga pernah dikerangkeng di Rusia, sehingga karena khawatir keselamatannya, ia lari ke Prancis. 

Perempuan penting di Femen lainnya, tentu saja Oksana Shacko. Permpuan usia 28 tahun yang paling senang mengumbar dada montoknya saat protes. Dialah yang mampu menggerakna perempuan muda untuk mengikutinya. Ia memiliki senjata andalan; cantik, cerdas, seksi dengan dada montok yang siap meledakkan dunia lelaki. ( ms/*)

Avatar photo

About Mas Soegeng

Wartawan, Penulis, Petani, Kurator Bisnis. Karya : Cinta Putih, Si Doel Anak Sekolahan, Kereta Api Melayani Pelanggan, Piala Mitra. Seorang Crypto Enthusiast yang banyak menulis, mengamati cryptocurrency, NFT dan Metaverse, selain seorang Trader.