Oemah Kawin

Seide.id -Jujur, ketimbang menyebut gedung perkawinan, saya merasa lebih sreg menyebutnya ‘Oemah Kawin’.

Alasan saya sederhana. Gedung itu konotasinya besar, megah, dan keren.

Faktanya, acara tempat ‘ngunduh mantu’ alias mengenalkan calon mempelai pria oleh pihak mempelai wanita itu, meski tempatnya besar dan luas, tapi sederhana.

Fakta itu juga mengingatkan saya, ketika merayakan perkawinan di rumah kampung.

Jika merayakan pesta perkawinan di gedung itu sewanya mahal, dan waktunya singkat, berkisar 3 jam. Tapi merayakan di rumah kampung itu waktunya panjang, bahkan bisa seharian suntuk.

Selain itu, suasana keakraban dan kekerabatan dalam pesta di gedung itu jauh berbeda, jika dibandingkan di rumah kampung.

Menurut pengamatan dan hemat saya yang awam ini, merayakan pesta di ‘Oemah Kawin’ itu lebih unik, jika dibandingkan dengan di gedung mewah atau di kampung.

Pesta di ‘Oemah Kawin’ itu tidak sebatas menyatukan dua hati dan dua keluarga, tapi sekaligus juga melestarikan seni tradisi yang patut dibanggakan.

Di ‘Oemah Kawin’ itu tampak nyata hubungan kekerabatan yang kental dengan warga lingkungan. Mereka berbaur dengan hangat dan akrab.

Untuk hidangan pesta, para tamu itu disuguhi masakan Tionghoa dan Indonesia di meja yang terpisah dan ditulisi agar tamu tidak salah pilih mengambil masakan.

Untuk hiburan, para tamu disuguhi musik gambang kromong yang eksotis. Tamu-tamu itu juga bisa memesan lagu yang disukai atau berjoget sambil nyawer.

Jika umumnya di pesta perkawinan itu tamu undangannya terbatas, tapi tidak demikian dengan yang diadakan di kampung, khususnya warga peranakan alias Cinbeng (Cina Benteng) di ‘Oemah Kawin’.

Tamu-tamu itu datang, karena guyup, meski tanpa undangan. Mereka datang, karena mendengar dari mulut ke mulut, dan merasa sebagai kerabat (saudara).

Bagaimana tidak. Ketika besan menyelenggarakan pesta di “Oemah Kawin’ itu tamu yang datang membeludag.

Menurut besan saya, tamu yang datang itu lebih dari 3000an. Padahal yang merayakan pesta pada hari yang sama itu ada 8 pasang di 8 lokasi.

Saya pun maklum semaklumnya, ketika pulang dari Teluk Naga, Tangerang menjelang tengah malam.

Mas Redjo/ Red-Joss

Komunikasi Kunci Sukses

Avatar photo

About Mas Redjo

Penulis, Kuli Motivasi, Pelayan Semua Orang, Pebisnis, tinggal di Tangerang