PERCAKAPAN IMAJINER : PORTAL

NOORCA M. MASSARDI

Lagi ngapain, bro?

Biasa. Nulis.

Nulis apaan? Buku?

Bukan. Bikin status.

Di medsos?

Ya, iyalah. Kenapa?

Kirain lagi bikin puisi, cerpen, atau novel.

Semua statusku di medsos ini nantinya bisa aku jadiin buku. Bisa kumpulan puisi, cerpen, novel, atau opini.

Kenapa enggak dikirim ke media mainstream?

Males. Antre. Dan belum tentu dibaca orang.

Emang kamu nulis di Facebook ini dibaca orang?

Ada ajalah yang baca, walau jumlahnya enggak sebanyak followers atau friends-ku

Emang friends-mu sudah ada berapa?

Aku punya lima akun di fb. Semua friends-ku rerata nyaris 5.000 orang. Hampir menembus batas maksimal. Itu pun sampai sekarang masih banyak yang minta jadi teman. Tapi belum bisa aku jawab semua. Males kalau mereka ternyata kadrun he3.

Kok bisa punya banyak akun itu untuk apa, sih?

Awalnya sih cuma satu. Tapi tiba-tiba macet, entah kenapa. Terus aku bikin baru. Eh, ada yang nge-hack. Terpaksa aku bikin lagi. Terus yang minta berteman setiap hari ada ratusan. Maka aku bikinlah akun yang kedua. Lalu yang ketiga. Eh, tahu-tahu, akun yang lama tiba-tiba muncul lagi. Ya, sudah deh. Aku biarin aja terbuka walau pasif.

Emang enggak bosan nulis di medsos?

Ya, enggaklah. Lagian kita bebas. Bisa nulis tiap saat dan diunggah detik itu juga. Enggak pakai lama. Terus masih bisa diedit lagi setiap saat. Kalau di media cetak kan, sekali salah seumur hidup salah. Belum lagi nunggunya enggak jelas. Sudah begitu, kalau di medsos tulisan kita bisa direspon langsung oleh pembacanya. Yang pro maupun kontra. Walau kebanyakan cuma ngasih tanda emoticon. Ya, enggak apa-apa. 

Kamu happy?

Ya, biasa saja. Yang penting bisa terus menulis.

Tapi kamu kan enggak dapat duit? Kalau di media mainstream, walau cuma di web dan dibayar murah, kamu kan tetap dapat duit. Apalagi kamu sudah ada nama.  

Aku enggak mau mikir. Aku mau santai aja.

Kalau begitu, kita bikin portal aja yuk?

Portal apaan?

Portal berita lah. Dan opini. Kan sekarang sudah ada hampir 500 ribu situs berita, walau yang 400 ribu itu isinya cuma abal-abal dan hoax semua.

Aku sudah pernah bikin dua kali, dan kapok. Petama portal majalah dan kedua portal kebudayaan. Semula sih asyik, penuh semangat, tapi akhirnya kami terbentur-bentur. Tim aku itu semuanya buta huruf untuk urusan unggah-ungguh teks dan gambar di web itu. Repot banget.

Terus?

Ya, aku biarin aja, sampai nama domaine nya mati dan sekarang bebas dibeli siapa saja.

Sekarang ikutan aku aja, yuk. Untuk urusan tetek-bengek teknis, kamu enggak usah mikirin. Termasuk urusan monetize tulisan dan AdSense.

Ruwet, serius, itu bro. Kalau kamu minta aku bikin koran atau bikin majalah, insyaallah, satu minggu bisa aku bikin dengan semua rubrikasi, dan ciri khasnya yang belum ada di dunia. Tapi kalau bikin portal, aku angkat tangan. Nyerah. Biar anak milenial aja yang bikin itu. Aku mau nulis fiksi dan opini aja semauku.

Walaupun enggak dibayar dan enggak dapat duit?

Walaupun.

Atau, sekarang gini saja. Kamu tetap menulis semaumu, tapi semua tulisanmu itu izin aku muat duluan di portalku, bagaimana?

Dibayar enggak?

Ya, dibayar, dong. Tapi nanti. Kalau semua tulisanmu itu sudah dipasangi iklan, baik oleh google atau oleh tim bisnis kami, baru nanti bisa dihitung berapa nilai monetize tulisanmu itu berdasarkan algoritma google. Nanti, pendapatannya aku akan bagi sesuai share-mu di situ, tentu setelah dipotong ini itu yang remeh temeh. Tapi semua tulisanmu itu nanti harus dimuat dulu di portalku, terus kamu bisa share linknya secara sertamerta ke semua akun medsosmu itu. Baik FB, IG, Twitter, bahkan TikTok.

Tanpa susah payah berunggah ungguh?

Tanpa susah berunggah dan berungguh he3…

Siap. Mulai kapan?

Ya, mulai sekarang saja.

Sebentar, yang lagi aku tulis ini bisa langsung kamu unggah di portalmu?

La, iya. Mari kita buktikan. Sudah kelar belum?

Bentar, tinggal aku koreksi lagi dari atas, terus bikin tanggal dateline. Habis itu aku kirimkan ke kamu. Eh, oh ya, nama portalmu apaan sih?

seide.id. portal itu aku bikin bersama teman-teman seumuran kita, tapi yang masih sangat produktif dan prospektif dalam tulis menulis dan punya masa depan cerah.

Gitu aja?

Ya, gitu aja. Jadi, sudah satu ide kan kita?

Aisyiaaap!

090721

Avatar photo

About Noorca M Massardi

Creative Writer, Author, Anggota LSF, tinggal di Tangerang Selatan. Karya Novel: Sekuntum Duri - Mereka Berdua - September - Straw - 180 - Setelah 17 Tahun. Kumpulan Puisi: Hai Aku Sent To You - Hai Aku - Ketika 66 - Pantai Pesisir