Jangan girang jika ada koin masuk ke dompet kripto anda. Jangan-jangan itu Alamat Racun yang bisa menguras rekening kripto anda (Foto: CoPilot/Seide)
Jika ada orang tertipu di aset kripto, barangkali ini yang terbesar untuk seorang pemilik dompet kripto. Pemilik dompet kripto yang belum disebutkan namamnya ini kehilangan Rp 1 triiun karena mentransfer ke alamat yang salah. Alamat salah ini memang disengaja penipu melalui address poisoning alias Alamat Racun.
Certik ( Certified Kernel Tech LLC ) telah mendeteksi transfer sebesar 1,155 WBTC ( Wrapped Bitcoin) ke alamat 0xd9A1, yang ditengerai alamat penipu. Certik adalah sebuah platform verifikasi keamanan blockchain dan aset kripto yang terkenal dan dipercaya masyarakata kripto.
Bitcoin dan Ethereum Tak Pernah Diserang Peretas Jahat
Menurut Certik, peristiwa ini diawali dengan seorang penipu yang melakukan transfer Ethereum sebanyak 0,05 ETH alias dengan modal Rp 2,500,000 yang dikirim ke alamat dompet kripto ke calon korban.
Korban yang merasa itu adalah alamat dompetnya, memindahkan sebagian besar koinnya ke rekening tersebut.
Penipu mengandalkan kelalaian pengirim yang tidak memperhatikan perbedaan tersebut dan melanjutkan transaksi, yang mengakibatkan dana dikirim ke alamat yang salah.
Dalam kasus ini, alamat wallet yang ingin korban tuju adalah:0xd9A1b0B1e1aE382DbDc898Ea68012FfcB2853a91, sementara alamat wallet yang dibuat mirip oleh penipu adalah 0xd9A1C3788D81257612E2581A6ea0aDa244853a91. Identiknya enam karakter awal dan akhir sering menyebabkan kelalaian pengguna.
insiden ini menjadi kerugian terbesar akibat penipuan address poisoning. Detektif blockchain ZachXBT juga membagikan kabar ini, mengonfirmasi bahwa seseorang memang telah kehilangan US$68 juta dalam WBTC karena keliru menyalin alamat wallet yang salah.
Kripto Penuh Peretasan Bank Penuh Pelanggaran
Alamat Racun
Address poisoning adalah teknik penipuan yang memanfaatkan panjang string dan kompleksitas alamat wallet kripto. Penipu membuat alamat wallet yang sangat mirip dengan alamat yang dimaksudkan oleh korban. Mereka biasanya meniru enam karakter pertama dan terakhir sambil mengubah karakter lainnya.
Kehilangan Rp 1 triliun merupakan kehilangan terbesar saat ini di kripto.
Dua hal yang terjadi; pertama adalah kecerobohan pemilik rekening yang tidak teliti dan kedua, dunia kripto telah menjadikan wadah bagi penjahat digital untuk menguras aset orang berduit di kripto, yang nilainya ak terhingga.
