Sukmawati Pindah Agama. Memangnya Kenapa ?

Oleh DIMAS SUPRIYANTO.

SEORANG teman mengirim pesan di messenger, bahwa Sukmawati, putri Presiden Soekarno pindah agama Hindu. Dia minta tanggapan saya. Jawaban saya, “Oh. ya? Baik juga. Kan Neneknya Hindu”.

Saya lalu browsing dan baca di media online, Sukmawati Soekarnoputri dikabarkan akan menjalani ritual pindah keyakinan dari Islam ke Hindu pada 26 Oktober 2021. Rencananya, upacara tersebut digelar di Balai Agung Singaraja, Bali.

Kepala Sukarno Center di Bali, Gusti Ngurah Arya Wedhakarna menjelaskan alasan Sukmawati kembali memeluk agama Hindu. Menurut dia, Sukmawati memutuskan pindah agama ke Hindu karena mengikuti jejak neneknya atau ibunya Soekarno, Nyoman Rai Srimben.

“Jadi Ibunda Bung Karno kan asalnya Balai Agung agung, seorang wanita Hindu Bali. Beliau pindah agama ini mungkin mengikuti jejak neneknya,” kata Arya kepada awak media, Sabtu, 23 Oktober 2021.

Arya mengaku sudah hampir 19 tahun mendampingi Sukmawati di Bali. Sepengamatannya, Sukmawati memang suka datang ke pura-pura tempat ibadah umat Hindu. Bahkan, sembahyang beliau juga sudah seperti kejawen atau Hindu.

“Beliau juga suka berdiskusi dengan para pendeta,” ujarnya.

Disamping itu, Arya mengatakan Sukmawati memang dalam sejarahnya sudah lama tinggal di Bali. Pada saat zaman Orde Baru, kata dia, beliau sudah tidak asing lagi dengan Bali.

“Selain karena neneknya Bali, beliau tinggal di Bali sejak remaja untuk melatih tari Bali. Jadi saya rasa ini perjalanan yang spiritual cukup lama,” jelas dia.

Lebih lanjut untuk kepindahan agamanya itu dikabarkan Sukmawati Soekarno sudah bicara dengan keluarga besar dan mendapat restu dari saudara saudaranya.

JADI bagi saya tidak ada masalah.

Indonesia menjadi seperti sekarang karena ada Hindu, Budha, Islam dan Kristen. Selain agama lokal. Semua agama sama saja, baik untuk pemeluknya maupun buat saya.

Bahwa saya memilih jadi muslim, itu ya pilihan saya. Lagi pula tidak semua ajaran Islam saya ikuti. Yang saya anggap pas saja sesuai kebutuhan saya.

Sebagai orang yang lahir, besar dan makam minum di Tanah Jawa dan menjadi warga Indonesia, saya menampung semua ajaran kebaikan dari mana pun. Islam, Kristen, Budha, Hindu, Kejawen, ajaran leluhur saya. Tak mengandalkan sepenuhnya dari ajaran satu agama.

Semua agama besar merupakan ajaran dari negara asing. Tak ada keharusan kita, warga di bumi Nusantara ini hanya mematuhi agama yang satu dan mengabaikan yang lain. Apalagi mendiskriminasi dan menghalangi umat mendirikan rumah ibadah dan menjalani tarekat dan ajaran tertentu yang mereka yakini. Kecuali yang destruktif dan melanggar kepatutan umum. Melawan aturan pemerintah dan negara.

Jika sungguh sungguh meyakini Tuhan Maha Esa, Maha Baik, Maha Pemurah, maka cara beragama bukan lagi topik yang perlu diperdebatkan.

Selamat kepada Mbak Sukmawati yang telah “hijrah”. Tidak semua orang punya keberanian seperti dirinya. Di usia 70 tahun, mendapatkan pencerahan dan kedamaian setelah pindah keyakinan.

Tidak ada yang perlu diperdebatkan jika Sukmawati pindah agama. Yang perlu diperdebatkan jika Sukmawati pindah warganegara dan anti Indonesia, anti persatuan, karena itu bertentangan dengan ajarahan Ayahandanya, Bapak Proklamator kita Bung Karno yang seumur hidupnya berjuang untuk Indonesia dan persatuannya.

Al Fathihah untuk Bung Karno.

Amin.

Avatar photo

About Supriyanto Martosuwito

Menjadi jurnalis di media perkotaan, sejak 1984, reporter hingga 1992, Redpel majalah/tabloid Film hingga 2002, Pemred majalah wanita Prodo, Pemred portal IndonesiaSelebriti.com. Sejak 2004, kembali ke Pos Kota grup, hingga 2020. Kini mengelola Seide.id.