Selain tidak praktis, uang kertas atau uang tunai mulai ditinggalkan di banyak negara. Mereka sudah siap dengan dompet digital. Indonesia kapan ?
Sebentar lagi, orang yang memegang uang tunai dianggap kuno. Orang modern tidak pegang duit, melainkan memiliki dompet digital. Bank Indonesia telah mempersiapkan uang tunai, juga donpet digital, namun proses pengesahannya, seperti biasa, terlalu bertele-tele dan panjang jaannya.
Norwegia, Finlandia, dan Selandia Baru merupakan negara yang sudah siap meninggalkan uang kertas. Negara-negara ini paling siap dengan penerapan sistem uang non-tunai. Jumlah pembayaran berbasis uang tunai kini jarang. Kurang dari 5%.
Diikuti oleh Hong Kong, Swedia, Denmark, Swiss, Inggris, Singapura, dan Belanda. Data ini sesuai penelitian yang dipublikasikan oleh Merchant Machine.
Dompet digital, berkontribusi pada kurangnya penggunaan uang tunai. Tak perlu repot bawa uang yang risiko rusak atau hilang. Dompet digital aman, praktis dan tidak merepotkan. Alipay, misalnya, saat ini merupakan donpet digital paling populer di dunia dengan 1,3 miliar pengguna. Dompet populer berikutnya adalah WeChatPay sebanyak 900 juta penggunal Dua-duanya dari China. Dompet berikutnya adalah Apple Pay ( 507 juta), Google Pay (421 juta), PayPal (377 juta), Paytm (333 juta), PhonePe (300 juta), Samsung Pay (140 juta), Venmo (52 juta) dan Cash App (36 juta).
Sebanyak 10 negara yang paling dekat dengan sistem non-tunai, adalah Swedia, Denmark, Inggris, dan Singapura memiliki proporsi terendah (1%), diikuti oleh Norwegia, Finlandia, New York, dan Norwegia. Selandia dan Swiss (2%) serta Hong Kong dan Belanda (4%). Norwegia memiliki skor indeks ketergantungan uang tunai terendah (1,54), diikuti oleh Finlandia (1,87), Selandia Baru (2,06), Hong Kong dan Swedia (2,10), Denmark (2,15), Swiss (2,21), Inggris (2,22), Singapura (2,32) dan Belanda (2,46).
Sebaliknya, angka-angka tersebut menunjukkan bahwa Maroko – dimana 74% dari seluruh pembayaran masih berbasis uang tunai dan 71% penduduknya tidak memiliki rekening bank – adalah negara yang paling bergantung pada uang tunai dengan skor keseluruhan sebesar 6,96 diikuti oleh Mesir (6,71), Kenya ( 6,56), Nigeria (6,54), Filipina (6,42), Bulgaria (6,38), Peru (6,04), Vietnam (6,03), Indonesia (5,88) dan Kazakhstan (5,59).
Di Eropa, negara dengan skor indeks ketergantungan tunai tertinggi setelah Bulgaria adalah Rumania (6,51), Yunani (6,42), Ukraina (6,26), Portugal (5,80), Republik Ceko (5,51), Hongaria (5,16), Slovakia (4,85 ), Polandia (4,75) dan Italia (4,74).
Bulgaria adalah negara yang paling bergantung pada uang tunai di Eropa, melakukan 74% dari seluruh pembayaran tunai dan menawarkan 91 ATM per 100.000 orang dewasa, biarpun lebih dari 70% populasinya memiliki rekening bank. Meskipun penggunaan uang tunai dalam jumlah besar, hanya 28% penduduk Bulgaria yang tidak memiliki rekening bank, yang berarti cukup banyak pemegang rekening yang masih harus menggunakan uang tunai untuk melakukan setidaknya sebagian pembayaran mereka.
Di Inggris pembayaran dengan kartu mencakup lebih dari separuh seluruh transaksi (51%) diikuti oleh pembayaran yang dilakukan dengan dompet digital (32%) dan sisanya dilakukan secara tunai (1%), transfer bank ( 7%) dan “lainnya” termasuk sistem Buy Now, Pay Later (BNPL) atau Beli Sekarang, Bayar Nanti (BSBN) (9%). BNPL saat ini menguasai 6,8% pangsa pasar pembayaran e-niaga Inggris dan diperkirakan mencapai hampir 10% pada tahun 2025..
Swedia, Jerman, dan Norwegia adalah negara-negara terdepan dalam hal BNPL, yang menguasai lebih dari 20% pangsa pasar pembayaran e-niaga di ketiga negara tersebut. Penurunan transaksi berbasis uang tunai di Inggris dibarengi dengan penurunan jumlah ATM yang tersedia untuk penarikan tunai, dan semakin banyak ATM yang ditutup
Tidak mengherankan jika terjadi penurunan terbesar dalam total penarikan tunai di Inggris pada tahun 2020 sebesar -39,5%, dengan penurunan lebih lanjut sebesar -5,7% pada tahun 2021.
Di Indonesia, orang perkoraan dan modern sudah banyak yang memakai dompet digital atau Internet Banking, namun lebih banyak yang masih melakukan transaksi menggunakan uang tunai atau ATM. Tahun 2021, 25% atau sekitar 47 juta orang dewasa di Indonesia memiliki akun bank digital dan jumlahnya diperkirakan meningkat menjadi 39% atau sekitar 75 juta di tahun 2026. Di kalangan bawah, dompet digital mulai akrab dikarenakan kemudahan membuka rekening. Dompet digital semacam Dana, OVO, LinkAja, Tbank, GoPay, ShoppeePay mendominasi penggunaan uang non tunai.
Masih lama untuk bergaya digital.
Sumber : Tom Phillips
AI Telah Menciptakan Gambar Sebanyak Yang Dibuat Fotografer Selama 150 Tahun.
Perkembangan Kripto Minggu Ini
WHY YOU SHOULD EAT MUSHROOM : Jamur Untuk Kulit, Otak dan Tulang Anda