Seide.id – Tak bisa dipungkiri, setiap keluarga suatu saat pasti pernah mengalami masalah, entah ringan atau berat. Sejumlah tips berikut perlu dicoba agar semua anggota keluarga mampu tetap tegak berdiri saat badai melanda:
-Seberapa pun berat beban yang kita pikul, jangan penah terlena pada masalah itu saja, sementara kebutuhan atau aspek kehidupan lainnya jadi terabaikan. Kita harus terus berusaha mencari keseimbangan supaya hal-hal atau situasi penyebab stres tak membuat kita merasa begitu tak berdaya.
-Jangan menutup diri terhadap bantuan dan masukan orang lain yang menaruh peduli pada “nasib” kita. Namun apa pun saran/masukan dari mereka, keputusan terakhir tetap ada di tangan kita. Cermati pula, jangan sampai ada orang yang terkesan berbaik hati tapi sebetulnya berniat mengail di air keruh.
-Upayakan agar komunikasi hangat tetap terjalin di antara sesame anggota keluarga. Kendati itu berarti kita harus bersedia mendengar kritik tajam atau bahkan hal yang paling menyakitkan. Pandanglah ini semua sebagai sarana intospeksi diri. Ingat, masalah apa pun tak akan pernah bisa terselesaikan jika anggota keluarga tak saling mengkomunikasikannya.
-Junjung komitmen untuk menganggap keluarga sebagai satu kesatuan yang tak terpisahkan. Meskipun krisis keluarga yang tengah dialami mungkin bersumber dari salah seorang anggota keluarga. Di saat badai melanda, suburkan ritual atau tradisi dalam keluarga yang telah terbukti menguatkan keutuhan keluarga.
-Pupuk terus sikap optimis. Percayalah, sikap positif ini akan memampukan kita untuk menemukan makna hidup yang sesungguhnya.
-Pandai-pandailah mencari hikmah di balik semua masalah yang menghantam. Dengan begitu kita akan lebih mampu menata hati dan pikiran, hingga masalah jadi lebih mudah terselesaikan.
-Jangan pernah kehilangan pandangan moral atau nilai-nilai luhur keagamaan. Memiliki keyakinan kuat bahwa kita sudah melakukan hal-hal yang dibenarkan agama akan sangat membantu saat kita harus berjuang mempertahankan nilai-nilai kebenaran dalam hidup.
-Bersikap aktif dalam menghadapi situasi apa pun. Artinya, semakin kita tertarik melibatkan diri sepenuhnya dalam masalah yang tengah mengusik kehidupan kita, semakin tipis peluang kita merasa terpuruk sebagai korban yang harus menanggung tumpukan masalah.
-Jangan menarik diri dari pergaulan. Justru dengan membuka diri, membantu kita menjernihkan pikiran. Sebabnya, waktu, energi dan pikiran kitra jadi tak lagi hanya terpaku memikirkan masalah yang bikin pusing. Lagipula, sebagai makhluk sosial, apa pun masalah yang kita hadapi, kita tetap butuh bergaul dengan orang lain.
-Jangan kehilangan sense of humor. Canda dan keceriaan justru menjadi semacam penerang dalam kegelapan kala kita menghadapi masalah berat.
-Cobalah untuk tak perlu merasa bersalah bila anak-anak terpaksa harus ikut menanggung beban derita semacam ini. Percayalah, anak pun bisa melewati masa krisis, bahkan mampu menarik manfaat dari situasi kurang menguntungkan. Asalkan kita memperlakukan mereka dengan sikap tetap bersahabat, mengedepankan kejujuran dan pernuh hormat meski mereka jauh lebih muda. (Puspayanti )