Cerdik sekaligus raja tega
Melihat foto veteran nekad ini jadi ingat dua keputusan taktis, cerdik sekaligus raja tega, yang pernah dibuat Raja George V.
Dua keputusan penting dalam kurun waktu 1917-1918 itu adalah:
1914 pecah Perang Dunia 1. Tiga tahun kemudian, akibat peperangan yang masih berkecamuk, membuat susah banyak rakyat di berbagai negara termasuk di Inggris sendiri. Ekonomi kacau dan usaha mandeg. Rakyat Inggris mulai marah.
Dianggap sebagai penyebab perang, sentimen anti Jerman kemudian meletus di tanah Inggris.
1916, rasa sentimen itu semakin menguat dan mulai merembet kemana-mana.
Di London dan kota-kota besar lainnya toko, pabrik, pub, restoran, penjahit, usaha transportasi dan lainnya, yang memakai nama/ merk ‘berbau’ Jerman mulai dirusak warga.
Gejolak itu semakin lama melebar dan mulai meresahkan raja.
Ia harus bertindak cepat. Sebab, cepat atau lambat rakyat bisa mulai menyerang istana.
Apa penyebabnya?
Nenek George V adalah ratu Inggris terkenal, Ratu Victoria, (berkuasa 1837 – 1901, 64 tahun bertahta, rekornya kalah oleh ratu Inggris sekarang: 69 tahun dan masih terus sanggup memimpin hingga hari ini).
Nah, Ratu Victoria ini mempunyai suami bernama Pangeran Albert seorang bangsawan Jerman! Gelarnya saja: Saxe-Coburg dan Gotha, nama Jerman! Pangeran Arbert berarti ya kakek George V sendiri!
Victoria – Albert adalah dua manusia yang saling mencintai. Albert dikenal jago berkebun.
Tahun 1860 atau setahun sebelum mangkat dalam usia muda 42 tahun, ia membuatkan sebuah taman indah yang masih ada hingga saat ini. Taman bergaya Italia yang dinamakan Italian Garden, terletak di belakang istana Kensington, London, yang berhalaman luas 107 hektar! Victoria – Albert memiliki 9 anak.
Masalahnya saat itu, bagi George V, nama trah Saxe-Coburg dan Gotha – adalah jelas nama Jerman- yang dibawa kakeknya sendiri, bisa membahayakan masa depan kerajaan. Sentimen anti Jerman lama-lama juga bisa menyerang istana!
Maka, Raja George diam-diam meminta pada para ahlinya untuk mencari sebuah nama trah baru untuk menggantikannya.
Nama yang tidak ‘berbau’ Jerman, singkat, mudah diingat dan sekaligus memiliki ‘ciri khas’ Inggris.
Setelah berkutat dengan sekian puluh nama, pada tahun 1917 dipilihkan nama: WINDSOR! Raja kemudian mengumumkan nama trah baru.
Karena Vitoria dahulu adalah Ratu Inggris, maka yang digunakan adalah nama dari garis Ibu: Windsor, hingga saat ini!
Setelah diumumkan, istana tak terusik. Rakyat juga lupa, karena tahuan berikutnya, 1918, perang dunia pertama usai dan Inggris tampil sebagai pemenang. Euforia terlihat dimana-mana. Melupakan sentimen pada musuh dan selamatlah kerajaan Inggris dari aksi rusuh!