Selelah Baca Al Quran, Kini Memaksakan Jilbab di Tempat Umum

Sekelompok perempuan memakai jilbab

Memakai jilbab adalah pilihan pribadi demi keyakinan, demi kesehatan, demi kebebasan. Bukan dengan pemaksaaan. Pemaksaan memakain jilban ditempat umum membuat buruk citra Islam yang penuh cinta kasih. Foto: raepublika

Dua orang remaja putri tengah duduk di taman umum. Datang seorang konten kreator perempuan, memakai jibab, menodongkan mike ke depan kedua gadis yang tidak berjilbab. Presenter konten medsos itu meminta keduanya untuk memakai jilbab barang lima menit, kemudian bisa dilepas. Seorang di antaranya, karena dipaksa, bersedia. Temannya menolak dengan alasan tidak etis. Presenter tetap memaksa dengan alasan untuk perenungan. Pemaksaan dilakukan terus bagi yang menolak, seakan berkerudung adalah hal bak. “ Pakai saja barang 5 menit atau 2 menit, lalu lepas lagi sebagai perenungan”, kata perempuan berjilbab itu terus memaksa meski para gadis itu menolak.

Memaksa Perempuan Tak Berkerudung

Alahh mak, perenungan model apa memaksa orang memakai jilbab. Atau jangan-jangan begitu dia memakai sekian menit, lalu dilepas, orang itu malah dibuli atau dipermalukan. 

Adegan tik tok itu sampai di situ. Saya tak perlu melihat apakah ada kelanjutannya atau tidak. Tanpa sengaja juga, muncul video lain yang intinya sama. Kali ini si presener terus memaksa dengan kata-kata yang membuat gadis tak berjilbab menjadi tidak nyaman. Apakah dua cewek yang berpakaian normal layaknya perempuan itu jadi memakai jilbab atau tidak. Saya terlalu marah jika tidak segera menulisannya. 

Satu hal penting dari peristiwa ini adalah telah terjadi pemaksaan pemakaian jilbab bagi yang tidak memakainya seara terstruktur. Luar biasanya, hal ini dilakukan di tempat ramai dilihat banyak orang, lalu disebarlan melalui medsos. Saya curiga kegiatan ini by design.

Ternyata, itu bukan satu-satunya upaya kaum Muslim jurusan khilafah, memaksakan kehendaknya, agar banyak orang mengikuti jejak mereka. Setelah upaya pamer pengajian dan baca Al Quran di tempat umum, sekarang, jurus menutup rambut dan kepala dipaksakan ke masyarakat. 

Bukan Islam Rahmatin lil alamin

Ini tidak hanya tidak etis, tidak elok, tapi pemaksaan model begini selain memalukan Umat Islam yang rahmatin lil alamin,  sungguh berbahaya bagi kebebasan dan toleransi antar umat manusia yang beragama atau tidak. . 

Kejadian pemaksaan memakaikan jilbab oleh perempuan yang sedang berada di tempat umum ini, sebetulnya lanjutan bagian rencana dari pemaksaan pemakaian jibab di sekolah atau di tempat kerja. Semua keributan di sekolah dan temapt kerja bukan karena prestasi melainkan hal yang mengganggu kecerdasaan manusia : ada orang memaksakan kehendak. Tidak di sekolah, tidak di temapt kerja, di tempat umum juga dilarang, tidak boleh dan pelanggaran.

Kemendikbud sedang melakukan investigasi dan mengedepankan hak-hak korban di sekolah tertentu. Tapi kalau pekerjaan sederhana yang bisa diselesaikan dalam seminggu, hingga kini belum selesai juga, jangan berharap Kemendikbud serius.  Sekolah akan tetap menjadi ajang perlakuan diskriminatif terhadap orang atau kelompok lain. Banyak perempuan beragama Kristen, Katolik, Protestan, Hindu atau Budha dipaksa memakai jilbab oleh kepala sekolah. 

Rupanya kaum mabuk agama, terutama yang masih memiliki halusinasi tinggi akan negara khilafah, atau manbuk agama, akan terus berusaha memaksa orang lain mengikuti kehendak mereka, selama negara diam, dan aparat membiarkan persoalan ini terjadi setiap saat, setiap kesempatan. 

Dogma Agama

Mengapa saat ini masih ada kelompok Islam yang senantiasa memaksakan kehendak orang lain untuk mengikuti agama islam atau setidaknya mengikuti perilaku mereka ini ? Untuk dicatat, kelompok Islam yang dimaksud ini adalah mereka yang biasanya terafiliasi dengan konsep negara khilafah, atau mereka yang telah lama termakan doktrin dogma. Terbukti pengikut agama Islam jurusan lurus dan rahmatin lil alaimin, juga ikut memerangi pemaksaan seperti ini. Meeka malah memiliki kelompok yang mempromosikan pakaian kebaya nasional. Mereka sedang melawan pada orang yang mengaku Islam, tapi tidak mencerminkan dalam perilakunya dengan cara memaksa orang lain.

Mereka yang terpapar doktrin dogma agama ( agama apa saja) biasanya sulit meluruskan pikirannya dalam menemukan kebenaran umum. Acuan pikiran mereka hanya mengandalkan referensi yang dicekokkan dalam pikiran mereka selama ini. Kecerdasan mereka terbatas. Hanya mengandalkan apa yang telah dijejalkan orang ke dalam pikirannya. Tak mau mencari informasi lain lewat bacaan atau ustads dan pemuka agama Islam yang lurus, benar dan baik. Islam yang rahmatin lil alain.. ( Islam jurusan ini akan terus saya sebut untuk membedakan dengan Islam pemaksa dan islam garis keras atau Islam khilafah).

Mereka yang telah terdogma agamanya, hanya percaya apa yang dimasukkan dalam pikirannya.  Sekaligus percaya iming-iming sesuatu yang tidak masuk akal; jika kamu membunuh orang kafir, kamu masuk sorga. Jika kamu bisa memasukkan orang kafir menjadi Islam, kamu masuk surga, dan banyak hal lain. Yang berbahaya, orang-orang picik semacam ini menganggap semua orang di luar agama mereka adalah kafir. Mengapa ? Ya karena bacaannya kurang halaman dan tidak pernah piknik ke pengetahuan orang lain. 

Orang-orang yang sudah dikebiri pikirannya dengan iming-iming, secuail informasi, ibarat orang yang tidak pernah melihat orang lain tanpa jilbab, lalu mencak-mencak seakan semua perempuan selain dirinya adalah kafir dan masuk neraka. Ibarat orang yang hanya tahu belok kanan, padahal untuk berjalan lurus dan benar, terkadang anda harus belok kiri atau maju jalan lurus.

Tentang Jilbab

Jilbab atau kerudung atau hijab, niqab, burqa, chador ( Iran), khimar atau faranji ( Asia Tengah) atau apapun julukan dan sebutannya,  adalah bagian dari orang berpakaian. Tidak ada pakaian menyiratkan agama tertentu. Semua jenis pakaian itu sekuler karena menjadi produk kebudayaan manusia. Manusialah yang membuat pakaian menjadi religius. ( Profesor Sumanto Al Qurtiby). 

Manusialah yang memaksa pakaian menjadi bagian dari agama karena memudahkan untuk berpromosi dan pencitraan. 

Sebelum Islam lahir pada abad ke-7 M, tradisi berbusana menutup rambut dan kepala manusia sudah ada. Patung-patung perempuan zaman Yunani, banyak menutup rambut dan kepala, bahkan wajah mereka. Agama Yahudi dan Kristen, sejak lama mengenakan hijab atau jilbab. Silakan baca sejarah pemakaian jilbab ini di Kitab Suci, Injil atau Pernajnjian Lama dan Perjanjian Baru. Baca di surat Kejadian, Keluaran, Korintius dan masih banyak lagi. Tanda bahwa jilbab yang diakui sebagai beragama Islam ini, 100% meniru tradisi lama, lalu dibaptislah pakaian itu  menjadi jilbab beragama Islam.

Bukan Jilbab Tapi Perilaku

Dalam bisnis aset kripto ada tertulis Not Your Keys Not Your Coins. Ini menunjukkan kontrol seseorang atas asetnya sendiri. Juga ada pameo Bukan Jilbabmu Tapi Perilaku Kamu. Masyarakat diminta untuk memilih memakai jilbab atau tidak, namun penekanannya adalah pada perilaku sang pemakai. Aset kepribadian yang mampu dikontrol oleh pemiliknya sendiri. 

Jangan seperti para perempuan yang masuk penjara karena korupsi atau kejahatan lain, tiba-tiba terlihat soleh memakai jibab. Ini penghinaan terhadap agama Islam, mestinya. Kalau anda aorang Islam yang baik, mestinya memerangi segala tindakan atau cara yang merusak Islam..

Jika anda mau berjilbab, berjilbablah dengan perilaku baik. Memaksa kehendak orang lain memakai jilbab itu salah dan bisa dititipkan di penjara negara. Kita tak bisa memaksa orang memakai jilbab karena orang itu tidak memiliki historis tentang pakaian penutup itu. Apalagi jika ia memiliki kelainan kesehatan, misalnya

Kekurangan Vitamin D

Jika orang itu kekurangan vitamin D yang dibutuhkan melalui matahari, orang itu bisa terkena risiko peyakit.Sinar matahari dibutuhkan untuk melakukan phososintetis ke atas kepala dan kulit kita yang terbuka demi kesehatan. Apakah memakai jilbab berisiko terhadap kesehatan ? Jawabnya ya dan pasti. 

Kekurangan vitamin D dari sinar matahari menyebabkan tulang lemah rapuh dan cacat yang dikenal sebagai osteomalacia pada orang dewasa. Sedang pada anak-anak disebut rakhitis. Apa coba yang bisa diharapkan dari anak kecil di bawah 9 tahun dengan memakai penutup kepala yang menjadikan tubuh anak anda jadi “ mengkeret; alias buntet, tak bisa tinggi. 

Kurangnya vitamin D menyebabkan  penyakit kardiovaskulat, diabetes tipe 1, penyakit autoimun seperti multiple scelorosis dan rheumatoid arthritis. Riset terakhir tentang kekurangan vitamin D dari sinar matahari adalah meningkatnya resiko penyakit payudara dan terhambatnya ketinggian tubuh manusia. Khususnya anak-anak yang sejak kecil tertutup kepalanya. Anda tega membiarkan anak anda menjadi pendek, buntet dan jauh dari gambaran seorang gadis cantik ? Sungguh tega mereka ini.

Penyakit Obesitas di Negara Islam

Di Arab Saudi, dari 52 perempuan yang ditest, semuanya kekurangan vitaminD dan tercatat sering menderita berbagai penyakit. Untung, sekarang kerajaan Arab Saudi membebaskan perempuan untuk tidak memakai jilbab atau penutup kepala. Para perempuan di sana menyambut kebebasan berjilbab ini dengan teriakan kemerdekaan semua perempuan wanita di Arab.

Di Yordania, 83,3% wanita yang memakai penutup kepala kekurangan vitamin D dan sering masuk rumah sakit. Menurut majalah The Economist, negara dengan tingkat perempuan penderita obseitas tertinggi adalah mereka yang tinggal di negara Muslim seperti Qatar, Arab Saudi, Palestina, Libanon, Bahrain, Mesir, Uni Emirat Arab. Jika ingin menambahkan ssatu negara berisiko adalah Indonesia. Belum ada penelitian, tapi lihatlah sekitar anda, pada perempuan berjilbab. 

Abdul Rahman Musaiqir, Kepala Pusat Nutrisi Arab di Univestitas Bahrain menyebut masalah obesitas di kalangan wanita di negara teluk dan negara Islam disamarkan oleh pakaian Islami mereka. Tingkat obesitas mereka lebih tinggi dibanding negara-negara maju. Bagi Islam sebagai sebuah agama, implikasinya sangat merepotkan. 

Selama lebih dari tujuh ratus tahun, para Darwis Daudiyah telah memahami teks-teks AlQuran mengenai kode etik berbusana. Yakni demi menyelamatkan jiwa raga seseorang, demi melindungi dari penderitaan dan kematian. ( RA. Gayatri WM, seorang pemikir agama dan penderita kekurangan Vitamin D)

Pilihan Bukan Pemaksaan

Pembaca bisa mencari lebih banyak referensi tentang kekurangan vitamin D atau tentang kesehatan penggunaan penutup kepala. Oleh sebab itu penting untuk tidak memaksa, atau melarang pemaksaan terhadap perempuan lain, berkaitan dengan masalah kesehatan setiap orang, berkaitan dengan kebebasan orang lain soal berbusana. Jangan memaksa, sebab itu memperlihatkan betapa anda ini butuh pengaruh dan panik.

Jika anda tetap ingin memakai penutup kepala atau tidak, pilihlah untuk kebaikan anda sendiri. Terutama perilaku dan kesehatan anda sendiri. Jangankan manusia, Allah sendiri menurut tarekat dan ajaran sampradaya Rasulullah mengatakan. bahwa, “ Hijab itu tidak pernah diwajibkan Allah”. 

Apalagi ini yang memaksa perempuan yang bisa jadi telah terpenjara dalam dogma agama. Mungkin sesekali harus diajak piknik ke perpustakaan atau berbaur dengan agama lain.

BACA LAINNYA:

Peran Negara, Pemda/Pemkot dalam Gerakan Jilbabisasi

Mengapa Harus Berpakaian Mengapa Harus Jilbab

Wanita Arab Bebas Melepas Jilbab di Depan Umum 

Pemaksanaan Jilbab Pada Anak 

Avatar photo

About Mas Soegeng

Wartawan, Penulis, Petani, Kurator Bisnis. Karya : Cinta Putih, Si Doel Anak Sekolahan, Kereta Api Melayani Pelanggan, Piala Mitra. Seorang Crypto Enthusiast yang banyak menulis, mengamati cryptocurrency, NFT dan Metaverse, selain seorang Trader.