Banyak Aturan Bagi Jurnalis Militan
Konon, para ahli website, IT maupun News Portal, menyebut kalimat panjang itu tak disukai SEO. Bikin nafas tersengal-sengal. Paragraph tak boleh panjang. Selain bikin mata ngantuk, membosankan, bahkan robotpun enggan mendeteksinya.
Dalam sebuah tulisan, tak boleh ada lebih dari 150 kalimat pasif ( passive voice). Anda harus mengubah kelebihan kalimat itu menjadi kalimat aktif ( Active Voice). Bayangkan anda sudah menulis dengan irama dan gaya khas anda, tiba-tiba harus merombak, jika ingin memenuhi syarat SEO.
Kalimat yang ditulis jurnalis, juga tak boleh “ Nyastra” ( menulis dengan gaya sastra), sebab Google akan memperingatkan anda bahwa itu tak bermanfaat kecuali anda mampu menempatkan kata transisi atau frasa penghubung paragraf ( transisition word) seperti kata; namun, pun begitu, bagaimanapun juga, apalagi, sementara itu, dan sebagainya, sehingga tulisan anda dibaca gogle sebagai readability ( gampang dibaca) tinggi oleh robot.
Kalimat anda juga harus memiliki subheading ( sub judul) yang disebar sejak kalimat pertama hingga terakhir. Dalam kalimat dari seluruh tulisan, anda harus diberi inbound ( tautan ke dalam) dan outbound link ( tautan ke luar) beberapa kata yang menurut anda penting. Fungsinya agar orang yang membaca, akan berlama-lama beada di website sehingga melahirkan monetizing ( pendapatan uang dari google adsence).
Itu masih sebagian sebab ada banyak petunjuk SEO bagaimana tulisan jurnalis bisa dibaca pembacanya. Yang terpenting dari itu adalah apa yang disebut dengan keyprhase atau kata kunci dalam tulisan jurnalis. Jika tak mengikuti, maka lampu merah pada SEO anda akan memenuhi halaman jurnalis, yang intinya : tulisan anda tidak mudah dibaca dan ditemukan orang karena tidak loyat pada SEO.
